Batamia.com|Dinas Pendidikan Kota Batam berjanji akan mengawal proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) hingga berakhirnya pendaftaran ulang. Ini akan dilakukan pada sekolah yang termasuk dalam sistem PPDB Online maupun reguler.
“Kami akan turunkan 25 pengawas untuk memantau pelaksanaan sampai akhir daftar ulang pada 11 Juli 2012,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin, saat dihubungi Jumat (6/7).
Pendaftaran ulang PPDB Kota Batam akan dilakukan pada tanggal 10-11 Juli 2012. Selain 25 orang pengawas, Disdik juga akan menurunkan seluruh kasi dan staf untuk memantau proses daftar ulang.
Muslim sendiri tidak mengelak kemungkinan adanya kecurangan selama proses PPDB, seperti pendaftaran reguler maupun daftar ulang yang tidak terpantau dalam sistem online. Ia mengatakan, praktik tersebut merusak sistem PPDB yang telah dibangun selama ini.
Kadisdik mengundang pendaftar yang mengalami kecurangan atau pengaduan dalam proses PPDB ini untuk datang menyampaikan ke Kantor Disdik di Sekupang. “Dapat juga menyampaikan ke nomor 0778 – 323569,” ujarnya.
Dalam pendaftaran ulang, calon siswa SMP dan SMA yang diterima harus membawa SKHUN asli dan Surat Tamat.
Sedangkan yang diterima untuk SD, membawa akta kelahiran dan kartu keluarga asli.
Sebelum itu pada tanggal 6-7 Juli 2012 dilakukan seleksi administrasi bagi sekolah yang tidak masuk dalam sistem PPDB Online. Khusus pada Sabtu (7/7), SMK akan melakukan tes kompetensi kejuruan.
Nama-nama yang diterima dalam PPDB Kota Batam akan diumumkan secara resmi pada Senin (9/7).
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan akan memberikan sanksi tegas jika ada sekolah yang melakukan pungutan dalam PPDB. Sanksi yang akan diberikan adalah mutasi sampai pemecatan kepala sekolah.
Terkait jumlah pendaftar yang tertolak di PPDB Online yang jumlahnya lebih dari 7.000 orang, Muslim mengatakan mereka masih dapat masuk ke sekolah negeri yang tidak masuk dalam sistem online. Namun ada prioritas yang telah ditetapkan untuk penerimaan itu.
“Mereka yang tertolak dapat masuk ke sekolah negeri sepanjang masih ada kuota. Prioritas ini kami berikan untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu,” tambah Muslim.
Dinas Pendidikan, Muslim melanjutkan, akan melakukan inventarisasi kondisi ekonomi calon siswa yang tidak lolos dalam PPDB. Inventarisasi akan dilakukan dari data yang masuk dalam PPDB Online dan rekomendasi dari sekolah sebelumnya.
Jika di satu wilayah tidak memiliki kuota kursi kosong atau anak tidak termasuk dalam golongan tidak mampu, sambung Muslim, mau tak mau harus melanjutkan ke sekolah swasta.
Data Ijazah Berbeda
dengan Daftar Online
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2012/2013 yang dilakukan secara online banyak yang bermasalah.
Selain tidak terakomodirnya anak di sekitar komplek sekolah, PPDB Online juga memasukkan data-data yang salah dari ijazah asli siswa.
Seperti yang dikeluhkan puluhan orang tua siswa di SMPN 21 Sagulung, kemarin. Data-data yang keluar di daftar PPDB Online banyak yang tidak sesuai dengan data-data di ijazah asli.
“Anak saya marganya ditulis salah. Di ijazah marga lain, di data online marga lain lagi. Saya tanya ke panitia, katanya itu sesuai data ijazah, padahal jelas-jelas berbeda dengan data di ijazah anak saya,” ujar Merdi, salah satu orang tua siswa yang daftar di SMPN 21, kemarin.
Tidak itu saja, tempat-tanggal lahir juga sering kali salah dalam data PPDB Online.
“Kemarin (5/7) ada 10 anak yang datanya salah semua, kami tanya kejelasan ke panitia tapi tak ada solusi,” kata ibu empat anak warga Sagulung itu.
Warga berharap agar panitia PPDB yang meng-input data online siswa lebih teliti. Karena, jika tidak akan berpangaruh pada identitas anak saat sudah masuk sekolah nanti.
Sementara itu, warga dan tokoh masyarakat Sagulung, menilai pelaksanaan PPDB Online kurang efektif. PPDB Online akan menimbulkan masalah tersendiri khususnya di wilayah Sagulung. Karena PPDB akan mengabaikan anak-anak usia sekolah di lingkungan sekolah itu sendiri.
“Padahal, terbangunnya sekolah itu merupakan usaha dan perjuangan warga sekitar termasuk penyediaan lahan sekolah,” kata Benyamin, tokoh masyarakat Sagulung. (cr19/eja) (26)
0 komentar:
Post a Comment